Ceritanya Richard Booth ini membeli sebuah gedung tua bekas fire station di Hay. Dia memang dari dulu sudah suka buku dan sempat kerja di toko buku di London khususnya dibagian second-hand book section. Begitu liat ada gedung tua yang bisa available, dia beli gedung itu dan dia ubah jadi toko buku 2nd hand. Berhubung dia pernah kerja di second-hand book section di toko buku besar di London, dia kenal contact sana sini. Jadi dia mulailah membangun toko bukunya, semakin banyak buku yang dia punya, dia beli space terus sampe akhirnya dia punya beberapa toko. Tapi bagaimana menarik pembeli buku untuk rela datang jauh2 ke Hay? Booth yang eksentrik ini punya trik, melalui media dia berkoar2 kalau Hay ingin melepaskan diri dari Wales dan menjadi negara sendiri, negara buku, bahkan sampai bikin paspor sendiri segala. Lalu Booth memproklamirkan dirinya menjadi raja, penduduknya antara lain jutaan buku dia itu. “Pemberontakan” yang jenaka ini menjadi berita dimana-mana, dan Hay semakin ramai dikunjungi. Dan akhirnya sampe sekarang Hay menjadi kota buku pertama dan terbesar di dunia, begitu menurut Guiness Book. Ada sekitar 36 toko buku di kota ini. Penduduk manusianya cuma 1500 orang, tapi penduduk bukunya sekarang sekitar 5 juta. Richard Booth sendiri punya 2 toko buku disana, salah satunya yang terbesar dengan koleksi sekitar 500 ribu buah. Orangnya entertaining banget, umurnya sekitar late 60s dan masih aktif kerja ngurusin toko bukunya. Dia sendiri yang masih handle purchasing. Kita sempet ketemu dan wawancara dia..
Hay jadinya kota yang unik, abis isinya toko buku melulu, dengan sebuah castle tua peninggalan abad 16 yang separuhnya udah jadi ruined (yang udah dibeli sama Richard Booth) dan disulap jadi toko bukunya.
Uniknya lagi, di beberapa tempat di pinggir jalan, tampak rak-rak buku berjejer tanpa ditungguin penjual. kalau mau beli, tinggal comot buku yang diinginkan, dan duitnya dimasukin ke kotak kayak celengan di dekat rak itu. Judulnya, Honesty Bookshoop. Dan toko ini buka 24 jam, 7 hari seminggu, dan dibiarkan terbuka terus. Kecuali kalau hujan deras, ditutupi plastik.
Lain hal yang menarik dari jalan-jalan ke daerah Wales adalah kita merasa sudah ada di negara lain, karena begitu masuk ke daerah Wales, semua papan pengumuman, termasuk sign di jalan2, udah dual languages, Welsh dan English… dan asli bahasa Wales ga ada mirip2nya sama bahasa Inggris. Bahkan BBC-nya pun berbahasa Welsh dengan subtitle English… padahal boleh dibilang ga ada physical borders antara Wales dan England.
Kita tadinya berniat pulang pergi aja, tapi ternyata karena perjalanan one-way aja udah makan waktu 4 jam, akhirnya kita memutuskan nginep. Kita nginep di B&B di pusat kota Hay. Kalo di UK, jalan utama yang merupakan pusat kota disebut sebagai High Street.
Intinya sih B&B yang kita nginep sebenernya rent a room di rumah orang local. Yang punya B&B juga yang punya toko buku, jadi rumahnya bertingkat 2 1/2, lantai dasar jadi toko buku, lantai 2 jadi dapur dan ruang keluarga dan yang 1/2 alias attic adalah kamar tidur. 1 kamar untuk mereka dan 3 kamar lainnya disewain. Yang punya pensiunan, orangnya friendly, asli orang Welsh.
Jadi penasaran pengen dengar bahasa Welsh.
Btw, Ryan Gigs itu orang Welsh ya?